MENGGAMBAR REKAYASA/STRUKBANG
Monday,
October 11, 2010
Sebuah tulisan yang
diambil dari milis tetangga….
Suatu hari saya naik
sebuah taxi dan menuju ke Bandara. Kami melaju pada
jalur yang benar
ketika tiba-tiba sebuah mobil hitam melompat keluar dari
tempat parkir tepat
di depan kami. Supir taxi menginjak pedal rem
dalam-dalam hingga
ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa cm dari
...mobil tersebut.
Pengemudi mobil hitam
tsb mengeluarkan kepalanya & memaki ke arah kami.
Supir taxi hanya
tersenyum dan melambai pada orang tersebut.
Saya sangat heran dgn
sikapnya yg bersahabat. Saya bertanya, “Mengapa anda
melakukannya? Orang
itu hampir merusak mobil anda dan dapat saja mengirim
kita ke rumah sakit!”
Saat itulah saya
belajar dari supir taxi tsb mengenai apa yg saya kemudian
sebut “Hukum Truk
Sampah”.
Ia menjelaskan bahwa
banyak orang seperti truk sampah. Mereka berjalan
keliling membawa
sampah, seperti frustrasi, kemarahan, kekecewaan. Seiring
dgn semakin penuh
kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat utk
membuangnya, dan
seringkali mereka membuangnya kpd anda. Jgn ambil hati,
tersenyum saja,
lambaikan tangan, do’akan mereka, lalu lanjutkan hidup.
Jgn ambil sampah
mereka utk kembali membuangnya kpd orang lain yang anda
temui, di tempat
kerja, di rumah atau dlm perjalanan. Intinya, orang yg
sukses adl orang yang
tidak membiarkan “truk sampah” mengambil alih
hari-hari mereka dgn
merusak suasana hati.
Hidup ini terlalu
singkat utk bangun di pagi hari dgn penyesalan, maka
sayangi dan kasihilah
orang yg memperlakukan anda dgn benar, berdoalah bagi
yang tidak.
Hidup itu 10%
mengenai apa yg kau buat dengannya dan 90% ttg bagaimana kamu
menghadapinya.
Hidup bukan mengenai
menunggu badai berlalu, tapi tentang bagaimana belajar
menari dlm hujan.
Selamat menikmati
hidup, semoga kita selalu mendapat ridho Allah subhana wa
ta’ala, sehingga
langkah-langkah kita bebas dari “sampah”.
Thursday, September 30, 2010
1.
Gambar Proyeksi
Untuk
menyajikan sebuah benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi
dipergunakan cara proyeksi.
Jika sebuah
benda dilihat dari sebuah titik penglihatan O, seperti gambar 4.1 maka proyeksi
dari benda ini pada bidang proyeksi P disebut proyeksi perpspektif dan
gambarnya disebut gambar perspektif
Jika titik
penglihatannya berada di tak terhingga, maka garis-garis proyeksi ( garis-garis
penglihatan) menjadi garis sejajar, seperti pada gambar 4.2 . Proyeksi ini
disebut proyeksi sejajar
Sedangkan
proyeksi sejajar dibagi dua yaitu :
Gambar 4.1. Proyeksi Perspektif Gambar 4.2. Proyeksi Sejajar
2.
Proyeksi Aksonometri ( sejajar yang tegak lurus)
Jika sebuah
benda disajikan dalam proyeksi orthogonal dan salah satu bidang sisinya frontal
( sejajar bidang proyeksi) seperti tampak pada gambar 4.3a, hanya sebuah bidang
saja yang tergambar pada bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda itu akan
terlihat serentak, dan gambar demikian memberi bentuk benda seperti sebenarnya(
mudah dimengerti/dipahami bentuk bendanya) gambar 4.3b. Cara demikian disebut
proyeksi aksonometri. Tiga bentuk proyeksi aksonometri adalah isometric,
dimetri dan trimetric.
Gambar 4.3. Proyeksi Orthogonal
1.
Proyeksi Isometri
Sebagai
contoh diambil sebuah kubus. Pertama-tama kubus ini diletakkan seperti pada
gambar 4.4a. Kemudian kubus ini dimiringkan sehingga diagonal benda berdiri
tegak lurus bidang vertical ( bidang proyeksi). Sudut antara bidang bawah kubus
dan bidang horizontal menjadi 35o 16' Gambar 4.4b Jika kubus ini
diproyeksikan pada bidang proyeksi akan menunjukkan ketiga bidang dari kubus .
Dalam gambar proyeksi ini rusuk-rusuknya AB, AD dan AE ketiga-tiganya sama
panjang dan saling berpotongan pada sudut yang sama pula, yaitu 120o.
Pada gambar 4.4c diperlihatkan skala perpendekan dari rusuk-rusuknya pada
gambar proyeksi, yaitu 0,82 dari panjang rusuk sebenarnya. Proyeksi demikian
disebut proyeksi isometric
Gambar 4.4 Proyeksi isometri
2.
Proyeksi dimetri
Disebut
proyeksi dimetri, bila skala perpendekan dari dua rusuk dan dua sudut dari
ketiga sudut yang dibentuk oleh ketiga rusuk yang berpotongan pada satu titik
adalah sama
Gambar 4.5 dimetri Gambar 4.6. Proyeksi trimetri
3.
Proyeksi trimetri
Proyeksi trimetric,
bila skala perpendekan dari ketiga rusuk dan tiga sudut titik sama lihat gambar
4.6
Harga-harga
dari sudut dan skala perpendekan dari proyeksi aksonometri yang khusus terdapat
pada table dibawah ini
Tabel Sudut
Proyeksi dan skala perpendekan
Cara
Proyeksi
|
Sudut
Proyeksi (o)
|
Skala
Perpendekan
|
|||
α
|
β
|
Sumbu
x
|
Sumbu
y
|
Sumbu
z
|
|
Proyeksi
Isometri
|
30
|
30
|
82
|
82
|
82
|
Proyeksi
Dimetri
|
15
35
40
|
15
35
10
|
73
86
54
|
73
86
92
|
96
71
92
|
Proyeksi
Aksonometri
|
20
30
30
35
45
|
10
15
20
25
15
|
64
65
72
77
65
|
83
86
83
85
92
|
97
92
89
83
86
|
3.
Gambar Isometri
Orang lebih
menyenangi gambar isometric, karena gambar isometric dapat menyajikan benda
dengan tepat, dan memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan cara
proyeksi yang lain. Berikut contoh gambar isometric dengan berbagai kedudukan
sumbu utama Gambar 4.7. Kedudukan sumbu isometric dipilih sesuai tujuan dan
hasil yang akan memberikan gambar yang paling jelas.
Gambar 4.7 Kedudukan sumbu-sumbu isometric
Gambar isometric dari sebuah benda dengan sebuah bidang
miring
Gambar 4.8
4.
Proyeksi Miring
Gambar 4.9.
Perbandingan beberapa jenis proyeksi miring proyeksinya miring terhadap bidang
proyeksi. Pada proyeksi ini benda dapat diletakkan sesukanya tetapi biasanya
permukaan depannya diletakkan frontal terhadap bidang proyeksi vertical. Dengan
demikian bentuk permukaan depan tergambar seperti sebenarnya, yang juga
terdapat pada proyeksi orthogonal. Sudut yang menggambarkan kedalamannya
biasanya sudut 30, 45 dan 60 derajat terhadap sumbu horizontal yang disebut
juga sudut proyeksi. Pada rusuk yang miring ini bila dipakai skala perpendekan=
0,5 dan sudut proyeksi 45o memberikan bentuk gambar yang jelas dan
mudah dipahami seperti sebenarnya dan penggambarannya agak mudah.
Gambar 4.10
memperlihatkan gambar sebuah benda dalam proyeksi isometric dan proyeksi miring
dapat dipakai sebagai perbandingan
Gambar 4.10
Perbandingan Gambar isometric dan gambar Proyeksi Miring
Posted by nursholih
muhammad at 4:54 AM No
comments:
1.
Dasar-dasar Proyeksi orthogonal
Untuk dapat
memproyeksikan benda secara orthogonal ( tegak lurus) perlu kita pahami
dasar-dasar proyeksi orthogonal. Benda tidaj lain dibatasi oleh bidang dan
garis potong dari bidang bidang tersebut. Untuk dapat memproyeksikan benda
tersebut, kita harus dapat memproyeksikan bidang dan garis. Untuk
memproyeksikan bidang sama dengan memproyeksikan 2 garis yang berpotongan pada
bidang tersebut. Sedang untuk memproyeksikan garis adalah sama dengan
memproyeksikan dua titik yang tidak berimpit pada garis tersebut. Berikut
contoh proyeksi titik pada bidang proyeksi gambar 5.1a proyeksi garis PG pada
bidang proyeksi, masing-masing untuk PQ // bidang proyeksi. Gambar 5.1b, PQ
terletak sebarang terhadap bidang proyeksi, gambar 5.1.c dan PQ tegak lurus
bidang proyeksi gambar 5.1d sedang pada gambar 5.2 menunjukkan urut-urutan
proyeksi orthogonal dari suatu benda pada satu bidang proyeksi.
Gambar 5.1. Proyeksi Orthogonal dari titik dan garis
Gambar 5.2. Proyeksi Orthogonal dari benda
2.
Proyeksi Orthogonal dalam gambar teknik
Dalam gambar
teknik kita mengenal dua macam proyeksi, yaitu
a. Proyeksi Eropa atau proyeksi sudut pertama dan
b. Proyeksi Amerika atau proyeksi sudut ketiga
a. Proyeksi Eropa
Ketentuan
dari proyeksi eropa, benda terletak antara pengamat dan bidang proyeksi. Cara
memproyeksikan :
Benda yang
akan kita proyeksikan harus kita rencanakan mana yang kita anggap sebagai pandangan
depan, misalnya A adalah pandangan depan, B adalah pandangan atas, C adalah
pandangan kiri, D Pandangan Kanan, E pandangan bawah, dan F pandangan Belakang
ditunjukkan oleh anak panah pada gambar 5.3a. Ini menunjukkan dari arah mana
pengamat/ orang akan memproyeksikan.
Kemudian
benda kita masukkan kedalam kubus yang transparan ( tembus pandang) gambar
5.3b. Dengan kekentuan dari proyeksi eropa di atas, maka gambar proyeksi
pandangan depan ( A) ada dibidang sisi belakang dari kubus, gambar proyeksi pandangan
atas (B) ada di sisi bawah, gambar proyeksi pandangan kiri ( C) ada di sisi
kanan, Gambar proyeksi pandangan kanan ( D) ada di sisi kiri, GAmbar proyeksi
pandangan bawah (E) ada dibidang sisi atas dan gambar proyeksi belakang ada
dibidang sisi depan Gambar 5.3b
Kemudian
sebagian dari rusuk-rusuk dari kubus tersebut kita potong dan bidang sisinya
kita rebahkan kebidang belakang dari kubus, sehingga menjadi satubidang dengan
gambar proyeksi pandangan depan.
Bila
garis-garis rusuk kubus tersebut kita hilangkan, maka terlihat hasil proyeksi
eropa seperti pada gambar 5.3d
Ciri-ciri
dari hasil proyeksi eropa :
- Pandangan atas terletak dibawah pandangan depan
- Pandangan kiri terletak dikanan pandangan depan
- Pandangan kiri terletak di kiri pandangan depan
- Panfangan bawah terletak di atas pandangan depan
Gambar 5.4. Proyeksi Eropah atau Proyeksi Sudut Pertama
b. Proyeksi Amerika
Ketentuan
dari proyeksi amerika , bidang proyeksi terletak antara pengamat dan benda.
Cara memproyeksikannya : Benda yang akan kita proyeksikan kita ambil sama
dengan benda yang diproyeksikan dengan cara eropa, gambar 5.3.a, termasuk arah
memandangnya.
Kemudian
benda kita masukkan dalam kubus yang transparan ( tembus pandang) gambar 5.4a.
Dengan ketentuan dari proyeksi amerika di atas, maka gambar proyeksi pandangan
Depan (A) ada dibidang sisi depan kubus, gambar proyeksi pandangan atas (B) ada
di bidang atas, Pandangan sisi kiri (C) ada di sisi kiri, pandangan sisi kanan
(D) ada di sisi kanan , pandangan bawah (E) ada di sisi bawah, pandangan sisi
belakang (F) ada di belakang lihat gambar 5.4a
Kemudian
sebagian dari rusuk-rusuk dari kubus tersebut kita potong dan bidang sisinya
kita rebahkan kebidang belakang dari kubus, sehingga menjadi satubidang dengan
gambar proyeksi pandangan depan.
Bila
garis-garis rusuk kubus tersebut kita hilangkan, maka terlihat hasil proyeksi
Amerika seperti pada gambar 5.4c
Ciri-ciri
dari hasil proyeksi Amerika :
- Pandangan atas terletak di atas pandangan depan
- Pandangan kiri terletak dikiri pandangan depan
- Pandangan kiri terletak di kanan pandangan depan
- Panfangan bawah terletak di bawah pandangan depan
Gambar 5.4. Proyeksi Amerika atau Proyeksi sudut ketiga
Posted by nursholih
muhammad at 4:41 AM No
comments:
- Gambar Sebagai Bahasa Teknik
Gambar
adalah sebuah alat komunikasi untuk menyatakan maksud dari seorang sarjana
teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai bahasa teknik atau
bahasa untuk sarjana teknik.
Perbandingan
antara bahasa dan gambar diperlihatkan pada tabel dibawah, dimana standard
gambar merupakan tata bahasa dari suatu bahasa.
Penerusan
informasi adalah fungsi yang penting untuk bahasa maupun gambar. Gambar
bagaimanapun adalah bahasa teknik. Oleh karena itu diharapkan bahwa gambar
harus meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan obyektif. Dalam hal
bahasa, kalimat pendek dan ringkas mencakup keterangan – keterangan dan pikiran-pikiran
yang berlimpah. Hal ini hanya dapat dicapai oleh kemampuan, katier dan watak
sipenulis. Di lain pihak keterangan dan pikiran demikian hanya dapat dimengerti
oleh pembaca yang terdidik
Keterangan-keterangan
dalam gambar, yang tidak dapat dinyatakan dengan bahasa, harus diberikan
secukupnya sebagai lambing-lambang. Oleh karena itu berapa banyak dan berapa
tinggi mutu keterangan yang dapat diberikan dalam gambar tergantung dari bakat
perancang gambar ( design drafter). Sebagai juru gambar sangat penting untuk
memberikan gambar yang tepat dan mempertimbangkan pembacanya. Untuk pembaca,
penting juga berapa banyak keterangan yang dapat dibacanya dengan teliti dari
gambar.
Tabel 1
Bahasa dan gambar
Lisan
|
Kalimat
|
Gambar
|
|
Indra
|
Akustik
|
Visual
|
Visual
|
Ekspresi
|
Suara
|
Kalimat
|
Gambar
|
Aturan
|
Tata bahasa
|
Standard Gambar
|
- Fungsi Gambar
Fungsi
gambar digolongkan menjadi tiga golongan berikut :
- Penyampaian Informasi
Gambar
mempunyai tugas meneruskan maksud dari perancang dengan tepat kepada
orang-orang yang bersangkutan, kepada perencana proses, pembuatan, pemeriksaan,
perakitan dan sebagainya. Orang-orang yang bersangkutan bukan saja orang-orang
dalam pabrik sendiri, tetapi juga orang-orang dalam pabrik sub kontrak ataupun
orang-orang asing dalam bahasa lain.
- Pengawetan, Penyimpanan dan penggunaan keterangan
Gambar
merupakan data teknis yang sangat penting sebagai bahan informasi untuk
rencana-rencana yang akan dating shingga diperlukan cara-cara penyimpanan,
kodifikasi nomor urut gambar dan lain-lain.
Gambar 1.1 Gambar 1.2
- Cara-cara pemikiran dalam penyiapan informasi
Dalam
perencanaan, konsep abstrak yang melintas dalam pikiran diwujudkan dalam bentuk
gambar melalui proses, seperti gambar 1.3 misalntya. Pertama-tama analisa dan
disintesa dengan gambar. Kemudian gambarnya diteliti dan dievaluasi. Proses ini
diulang-ulang sehingga didapatkan gambar yang sempurna. Dengan demikian gambar
tidak hanya melukiskan gambar, tyetapi berfungsi juga sebagai peningkat daya
piker untuk perencana Gambar 1.4. Oleh karena itu sarjana teknik tanpa
kemampuan menggambar akan kekurangan cara penyampaian keinginan maupun cara
menerangkan.
Gambar 1.3 Gambar 1.4
- Sifat-sifat gambar
Sifat-sifat
gambar dilihat dari tujuan gambar dapat diuraikan sebagai berikut
- Internasionalisasi Gambar
Peraturan-peraturan
gambar dimulai dengan persetujuan bersama antara orang-orang bersangkutan, dan
kemudian telah menjadi bentuk standard perusahaan bersama dengan meluasnya
dunia usaha, keperluan standar perdagangan dan standard nasional meningkat.
Pada tahun-tahun terakhir ini peningkatan pembagian kerja secara intrnasional,
perkenalan dengan teknologi asing, telah mengharuskan internasionalisasi
standard gambar.
Agar supaya
tujuan ini dapat dicapai, penunjukan-penunjukan dalam gambar harus sama secara
internasional maupun ketentuan-ketentuan dan pengertian cara-cara penunjukan
dan lambing harus diseragamkan secara Internasional. Lagipula suatu bahasa
tertentu tidak boleh dicantumkan dalam gambar.
- Mempopulerkan gambar
Dalam
lingkungan teknologi tinggi, akibat dikenalnya teknologi, golongan yang harus
membaca dan mempergunakan gambar meningkat jumlahnya. Akibatnya diperlukan cara
mempopulerkan gambar, dan gambar harus jelas dan mudah, peraturan-peraturan dan
standar, eksplisit sangat diperlukan
- Perumusan gambar
Hubungan
yang erat antara bidang-bidang industri seperti permesinan, stuktur,
perkapalan, perumahan atau arsitektur, teknik sipil, masing-masing dengan
kemajuan masyarakat teknologinya, tidak memungkinkan menyelesaikan suatu proyek
dari satu bidang saja, bahkan lebih dari itu, telah menjadi suatu keharusan
untuk menyediakan keterangan-keterangan gambar yang dapat dimengerti, terlepas
dari bidang-bidang di atas. Untuk tujuan ini masing-masing bidang akan mencoba
untuk mempersatukan dan mengidentifisir standar-standar gambar.
- Penyederhanaan gambar
Penghematan
tenaga kerja dalam menggambar adalah penting tidak hanya untuk mempersingkat
waktu, tetapi juga untuk meningkatkan mutu rencana. Oleh karena itu
penyederhanaan gambar menjadi masalah penting untuk menghemat tenaga
menggambar.
- Modernisasi gambar
Bersamaan
dengan kemajuan teknologi, standar gambar juga telah dipaksa untuk
mengikutinya, dapat disebutkan di sini cara-cara baru ( modern ) yang telah
dikembangkan seperti misalnya pembuatan film mikro, berbagai macam mesin gambar
otomatis dengan bantuan computer ( CAD – Computer Aided Design) dsb
Materi ini
bisa di download di sini :
Posted by nursholih
muhammad at 4:30 AM 1
comment:
Alat-alat
gambar yang dipergunakan dalam bidang gambar teknik sipil terdiri atas pensil
gambar, pena gambar, kotak jangka, penggaris, penggaris T, sepasang segitiga,
mistar ukur, mistar skala, busur derajat, penghapus, mal bentuk ( sablon) papan
gambar, meja gambar, mesin gambar dan kertas gambar.
Mutu dari
suatu gambar ditentukan dari sarana ( alat-alat gambar) yang baik dan sumber
daya manusianya yang mampu menguasai teknik gambar dan menggunakan alat-alat
gambar dengan tepat. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai pemilihan dan
penggunaan alat-alat gambar secara tepat.
a. Pensil Gambar
Ada tiga
golongan kekerasan pensil, yang masing-masing dibagi lagi dalam tingkat
kekerasan. Golongan tersebut adalah keras (H), sedang (F) dan Lunak (B).
Golongan keras dari 9H sampai 4H, golongan sedang dari 3H sampai B dan golongan
lunak dari 2B sampai dengan 7B. Sayang sekali derajat kekerasan pensil ini
masih belum standard sepenuhnya, karena itu dianjurkan menggunakan satu merek
pensil saja agar tepat derajat kekerasannya.
Untuk
menarik garis yang panjang dengan tebal yang sama ( konstan) sebaiknya pensil
dibuat pipih ( baji) Gambar 2.1a, jadi jangan runcing/konis seperti gambar
2.1.b. Untuk membuat pensil pipih dapat digunakan kertas amplas.
Sekarang
sudah banyak dipakai pensil yang diisi kembali ( pensil mekanik). Isi dari
pensil ini mempunyai tingkat kekerasan yang bermacam-macam demikian juga dengan
ukuran diameter isinya dapat disesuaikan dengan ukuran tebal garis sehingga
tidak perlu lagi penajaman. Ukuran-ukuran yang ada adalah 0,3; 0,5; 0,7 dan 0,9
mm dan kekerasannya dapat dipilih dari HB atau F, H, 2H dan 3H
Supaya hasil
dari garis yang dibuat dengan pensil tersebut baik, maka pensil terhadap mistar
harus mempunyai sudut 90 derajat, sedang kecondongan dari arah gerakannya
bersudut antara 80-90 derajat Gambar 2.2.
Gambar 2.1 dan Gambar 2.
b. Pena Gambar
Pena tarik: Ujung pena yang terbelah itu dapat
diatur, hingga orang mendapatkan lebar/tebal garis yang bermacam-macam.
Kedudukan waktu menggaris tegak lurus keatas gambar. Tinta harus didisi
secukupnya, bila terlalu banyak/ sedikit akan menghasilkan garis yang tidak
merata tebalnya. Pengisian tinta pada ujungnya tidak boleh sampai menempel
dibagian luar, sehingga tinta akan menempel pada mistar gambar yang akan
menyebabkan turun ke kertas gambar. Bila sudah diisi tinta secukupnya , harus
secepatknya digunakan, bila tidak digunakan untuk waktu lama akan mongering dan
harus dibersihkan lagi
Rapido : pena ini mempunyai ujung ( mata
pena) dengan macam-macam ukuran seperti pensil mekanis. Banyak keuntungan dari
pena Rapido ini bila dibandingkan dengan pena tarik :
i. Tidak
sering-sering mengisi tinta, sehingga dapat menghemat waktu
ii. Tidak
berada dalam tabung sehingga tidak mudah tumpah, pada pena tarik tinta berada
pada mulut pena dan berhubungan langsung dengan udara luar, sehingga cepat
kering dan mudah tumpah
iii. Tebal
tipisnya sangat akurat, sebab ada macam-macam pemilihan mata pena dengan ukuran
tebal yang sudah tepat, tidak perlu menyetel/ memeriksa tebal lagi. Saat ini
pena tarik sudah ditinggalkan
Gambar 2.4
Untuk
mendapatkan hasil gambar tinta yang baik , kerjakan anjuran-anjuran di bawah
ini :
1)
Pertama-tama gambarlah semua lingkaran, busur lingkaran atau garis lengkung.
Lebih mudah menyambung garis lurus pada garis lengkung daripada sebaliknya.
2) Semua
garis lurus digambar berikutnya. Garis-garis tegak lurus digambar dari kiri ke
kanan dan semua garis mendatar dari atas ke bawah gb 2.5. Dengan demikian
garis-garis mempunyai cukup waktu untuk mongering dan kemungkinan "
merusak " garis akan berkurang. Garis yang kering juga diperlukan untuk
garis yang berpotongan. Jika tidak maka hasilnya seperti pada gb. 2.6.
Garis Horisontal Garis vertical Pertemuan
Gambar 2.5 Gambar 2.6
c. Jangka
Ada tiga
macam jangka yang dipakai untuk menggambar
1) Jangka
biasa dengan kaki lurus dengan jarum yang dapat dirubah-rubah sudutnya dengan
sekrup dan kaki yang satunya dapat diperlengkapiny dengan tiga macam :
a) Sambungan
kaki dengan pensil
b) Sambungan
kaki dengan tinta ( disambung dengan rapido)
c) Sambungan
kaki dengan jarum
Dengan alat
penyambung ( memperpanjang kaki jangka) dapat dihasilkan lingkaran dengan
jari-jari 250 mm. Jika diinginkan lingkaran dengan jari-jari yang lebih besar
maka dipakai jangka batang. Gb. 2.9.
2) Jangka
orlean, digunakan untuk menggambar lingkaran dengan jari-jari yang kecil
seperti misalnya untuk pembulatan Gb. 2.10
3) Jangka
pegas, kedua kakinya ditahan oleh pegas dibagian atas, untuk menyetel
kaki-kakinya dipakai sekrup. Keuntungannya pada waktu digerakkan jari-jarinya
tidak mudah berubah dan dapat digunakan untuk jari-jari yang kecil dan besar
tergantung dari besarnya jangka tersebut dan dapat dipakai untuk pensil dan tinta.
Dalam
menggunakan jangka harus diusahakan agar supaya kedua kakinya tegak lurus pada
kertas gambar dan tahanlah dengan tekanan dan putaran yang konstan untuk dapat
menghasilkan tebal garis yang sama.
Dewasa ini
terdapat sablon lingkaran untuk menggunakan lingkaran-lingkaran kecil. Hal ini
hanya untuk mempermudah dan mempercepat waktu gambar.
d. Penggaris/ mistar gambar
Penggaris T
terdiri dari landasan ( kepala) dan daun, sehingga membentuk huruf T, disebut
pula penggaris T. Biasa digunakan untuk membuat garis horizontal yang panjang
dengan menekankan landasannya pada tepi kiri papan gambar dan menggesernya ke
atas dan ke bawah. Jenis lain dari penggaris T adalah yang landasannya dua,
satu landasan tetap dan yang lain dapat bergerak. Dengan mengatur sudut yang
dikehendaki dari landasan yang dapat bergerak ini orang dapat membuat garis
panjang yang tidak horizontal ( miring ). Untuk menarik garis dengan pensil/
tinta dipakai permukaan penggaris yang condong bukan yang tebal, lihat
penampung dari penggaris Gb. 2.11
Ukuran dari
penggaris T ini biasanya dibuat dari seluloid/mika yang tahan terhadap
perubahan cuaca yaitu panas dan dingin, selain itu juga transparan ( tembus
pandang ) Untuk memeriksa kelurusan dari penggaris ini diperlukan penggaris T
yang sudah diperiksa kelurusannya, kemudian permukaan yang dipakai untuk
menggaris dari kedua penggaris T itu dipertemukaan di atas papan gambar seperti
Gb 2.11. bila berimpit betul-betul dan tidak ada yang renggang berarti T itu
lurus.
Gambar 2.11 Penggaris T
e. Segitiga Siku-siku
Sepasang
segitiga siku-siku terdiri dari siku-siku sama kaki dan sebuah segitiga
siku-siku 30° dan 60°, dimana panjang sisi miring segitiga siku-siku sama kaki
hampir sama panjang dengan siku-siku yang terpanjang dari segitiga yang kedua (
sudut 30° dan 60°) lihat gb 2.12a. Saat ini banyak dipakai segitiga siku-siku
yang dibuat dari seluloid/mika yang tahan cuaca.
f. Busur Derajat
Busur
derajat dibuat dari alumunium atau palstik, biasanya busur derajat ini
mempunyai garis-garis pembagi dari 0° sampai dengan 180° gambar 2.15
Gambar 2.15
g. Mesin Gambar
Mesin gambar
adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat-alat gambar lainnya seperti
busur derajat, penggaris T, segitiga, mistar, mistar skala dsb. Keuntungannya dapat
mempercepat penyelesaian gambar dibawah. Alat ini dapat digunakan untuk menarik
garis-garis sejajar, garis tegak lurus dengan mudah. Penggaris yang dipasang
pada alat ini bisa diganti-ganti sesuai dengan skala yang ingin dipakai 1:1;
1:2 ; 1:5; 1:10 dsb. Sepasang penggaris tegak lurus tersebut dapat digerakkan
bebas disemua permukaan papan gambar
h. Kertas Gambar dan ukurannya
Sesuai
dengan tujuan gambar, bermacam-macam kertas gambar dipakai, seperti misalnya
kertas gambar putih, kertas kalkir dsb. Untuk gambar tata letak ( perencanaan
awal) biasanya dipakai kertas gambar putih yang permukaannya tidak berbulu atau
kasar dan menggunakan pinsil. Sedangkan untuk gambar kerja yang biasanya
dibutuhkan lebih dari satu untuk diperbanyak biasanya menggunakan kertas kalkir
1) Ukuran Kertas A
Ukuran
|
X( MM)
|
Y(MM)
|
B( garis tepi)
|
A0
|
841
|
1189
|
10 ( 20) MM
|
A1
|
594
|
841
|
10
|
A2
|
420
|
594
|
10
|
A3
|
297
|
420
|
10
|
A4
|
210
|
297
|
10
|
A5
|
148
|
210
|
10
|
2) Ukuran Kertas B
Ukuran
kertas seri B0 adalah : luasnya = √ 2 m2 dan perbandingan panjang
dan lebar = 1 : √ 2. Dengan cara penyelesaian yang sama seperti seri A0 maka
didapat ukuran kertas seri B0: panjang x = 1414 mm dan lebar y = 1000 mm B1 : x
= 1000 dan y = 707 mm; B2 : x = 707 mm dan y = 500 mm dst.
File Lengkap
download di sini :
Posted by nursholih
muhammad at 4:25 AM No
comments:
1.
Macam garis dan tebal garis
Didalam
menggambar teknik bentuk dan tebal garis sesuai dengan penggunaanya seperti
contoh dibawah ini ;
Jenis
|
Macam Garis
|
Contoh-contoh Penggunaan
|
||
A
|
0,6
0,8
|
Garis tebal
|
1. Garis benda langsung terlihat
2. Garis tepi
|
|
B
|
0,1
0,2
|
Garis tipis
|
1. Garis penunjuk ukuran, garis
Bantu, garis penunjuk
2. Garis arsir
3.Garis untuk Penampung yang
diputar ditempat
4. Garis khayal yang terjadi dari
perpotongan yang dibulatkan
|
|
C
|
0,1
0,2
|
Garis bebas tipis
|
1. Garis potong, yang
menghilangkan sebagian benda
2. Garis batas antara bagian benda
yang dipotong dan sebagian dalam pandangan
|
|
D
|
0,3
0,4
|
Garis sedang ( putus-putus)
|
Garis benda yang terhalang/tidak langsung
terlihat
|
|
E
|
0,1
0,2
|
Garis tipis ( strip titik)
|
1. Garis sumbu
2. Garis potomg penampang
|
2.
Huruf dan angka
Ciri-ciri
yang perlu pada huruf dan angka dalam gambar teknik, ialah ; jelas dan seragam
dalam ISO 3098/1-1974 diberikan contoh-contoh huruf dan angka, satu untuk huruf
miring dan satu untuk huruf tegak, kedua-duanya boleh digunakan Pada gambar 3.3
dicontohkan untuk huruf dan angka yang miring
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
0123456789
~!@#$%^&*()_+|
Bentuk Huruf
Miring ISO
Ukuran huruf
Tinggi h
dari huruf besar diambil sebagai dasar ukuran. Daerah standar tinggi huruf
adalah sebagai berikut : 2,5;3,5;5;7;10; 14; dan 20 mm
Tinggi h (
huruf besar) dan c ( tinggi huruf kecil) tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Bila
terdapat gabungan antara huruf besar dan kecil, dengan huruf kecil setinggi 2,5
mm, maka h akan menjadi 3,5 mm
Tebal huruf
d ditentukan oleh dua perbandingan standard d/h, yaitu antara d/h = 1/14 dan
d/h = 1/10. Perbandingan yang dianjurkan untuk tinggi huruf-huruf kecil, jarak
antara huruf-huruf, ruang minimum antara garis dasar dan jarak antara
perbatasan-perbatasan diberikan pada table berikut :
Huruf A ( d= h/14)
Sifat
|
Perbandingan
|
ukuran
|
||||||
Tinggi huruf h
Tinggi huruf besar
Tinggi huruf kecil c
(tanpa tangkai dan kaki)
|
(14/14)h
(10/14)h
|
2,5
|
3,5
2,5
|
5
3,5
|
7
5
|
10
7
|
14
10
|
20
14
|
Jarak antar huruf a
Jarak minimum antara garis b
Jarak minimum antara perkataan e
|
(2/14)h
(20/14)h
(6/14)h
|
0,35
3,5
1,05
|
0,5
5
1,5
|
0,7
7
2,1
|
1
10
3
|
1,4
14
4,2
|
2
20
6
|
2,8
28
8,4
|
Tebal huruf d
|
(1/14)h
|
0,18
|
0,25
|
0,35
|
0,5
|
0,7
|
1
|
1,4
|
Catatan :
Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi
efek visual yang lebih baik : seperti misalnya LA,TV dsb, d,h,I,a sama dengan
tebal huruf d
Huruf B ( d= h/10)
Sifat
|
Perbandingan
|
ukuran
|
||||||
Tinggi huruf h
Tinggi huruf besar
Tinggi huruf kecil c
(tanpa tangkai dan kaki)
|
(10/10)h
(7/10)h
|
2,5
|
3,5
2,5
|
5
3,5
|
7
5
|
10
7
|
14
10
|
20
14
|
Jarak antar huruf a
Jarak minimum antara garis b
Jarak minimum antara perkataan e
|
(2/10)h
(14/10)h
(6/10)h
|
0,5
3,5
1,5
|
0,7
5
2,1
|
1
7
3
|
1,4
10
4,2
|
2
14
6
|
2,8
20
8,4
|
4
28
1,2
|
Tebal huruf d
|
(1/10)h
|
0,25
|
0,35
|
0,5
|
0,7
|
1
|
1,4
|
2
|
Catatan :
Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi
efek visual yang lebih baik : seperti misalnya LA,TV dsb, d,h,I,a sama dengan
tebal huruf d
Posted by nursholih
muhammad at 4:19 AM No
comments:
Wednesday, September 29, 2010
- Alat gambar, macam garis huruf dan angka menurut standar ISO, standard lain tentang rekayasa
- Proyeksi terpusat, sejajar, miring, tegak, orthogonal, axonometric, isometri, proyeksi amerika, proyeksi eropa
- Latihan menggambar, pengenalan elemen-elemen bangunan gedung, konstruksi dasar penyusunan elemen bangunan , antara lain : Fondasi, kayu, pintu, jendela, rencana atap , rencana langit-langit, tangga lantai
- Penggunaan computer dalam menggambar rekayasa
- Tugas Studio
Bacaan :
Verma, Civil Engineering & House Planning Jude, Civil Engineering Drawing
R. Sutrisno, Bentuk struktur Bangunan dalam Arsitektur modern
PITB, Standar Arsitektur dibidang perumahan
Posted by nursholih
muhammad at 11:57 PM No
comments:
Subscribe
to: Posts (Atom)
Video Gambar Teknik
SITUS SIPIL-UNIQBU
- Aplikasi Komputer
- Ilmu Ukur Tanah
- Irigasi
- MEKANIKA FLUIDA
- MEKANIKA TANAH
- Pemindahan Tanah Mekanik
- Pengantar Komputer
- Rekayasa Hidrologi
Blog Archive
BLOG
LAINNYA
|
Simple template. Powered by Blogger.